Mobile Edition
By Blogger Touch Februari 2008 | tanamanobat

tanamanobat

BUAH naga (Dragon Fruit) mungkin masih awam didengar di telinga masyarakat, karena pada tahun 2001 buah ini hanya ada di Israel, Australia, Thailand dan Vietnam, tetapi sekarang sudah mulai merambah pasaran Indonesia.

Buah ini sekarang mulai tersedia di toko buah dan pasar swalayan dan sejumlah perkebunan melirik komoditas ini lantaran budidayanya mudah dan prospek ke depan cerah dibanding buah lainnya.

Saat ini Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah terbesar dunia, tetapi permintaan yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50 persen.

Pasar lokal saat ini dibanjiri produk ekspor berdasarkan catatan dari eksportir buah di Indonesia, buah naga ini masuk ke tanah air mencapai antara 200 400 ton/tahun asal Thailand dan Vietnam.

“Buah naga yang masuk ke Indonesia bahkan hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan, akan tetapi buah naga lokal tetap diminati oleh pasar, selain itu prospek pasar ekspor pun dianggap cukup menggiurkan,” kata Djoko Raino Sigit,M.Si yang sekarang juga merintis mengembangkan tanaman buah naga di Malang, Jawa Timur dan Delanggu, Jawa Tengah.

Jenis buah naga ada empat macam, pertama buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicerius megalanthus).

Buah naga yang berasal dari jenis tanaman rumpun kaltes ini berasal dari Israel, dan terus dikembangkan di Australia, Thailand dan Vietnam.

“Saya melihat tanaman ini pertama di Israel, dan waktu itu ada teman dari Thailand pulang membawa bibitnya dan terus dikembangkan di negaranya sendiri sampai sekarang,” kata Djoko Raino Sigit yang juga sarjana biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Setelah tahun 1997 Djoko Raino Sigit datang ke Thailand dan melihat tanaman buah naga yang bibitnya pernah dibawa dari Israel itu bisa berkembang baik.

Membawa diamdiam
Mahasiswa asal Thailand yang kuliah di luar negeri biasanya setiap pulang diwajibkan membawa tanaman yang di negaranya tidak ada dan tanamantanaman yang ada itu juga sulit untuk bisa dibawa keluar.

“Untuk mendapatkan bibit buah naga dari Thailand ini juga perlu perjuangan yang panjang, tidak semudah di Indonesia bibit tanaman apa saja sepertinya dibiarkan saja dibawa orang keluar negeri,” ujarnya.

Dia baru berhasil mendapatkan bibit buah naga tersebut setelah melakukan kerjasama dengan teman yang ada di Kedutaan Indonesia di Bangkok.

“Waktu itu saya bisa membawa pulang satu koper bibit buah naga berbentuk stekan pohonnya dan setelah tiba dirumah terus dicoba ditanam dan dikembangkan sampai sekarang,” ujarnya.

Bibit yang dibawa pulang ke tanah air itu jenis buah naga daging putih seperti dikembangkan di Thailand dan Vietnam.

Buah naga daging putih kulitnya merah dan sangat kontras dengan daging putih yang ada di dalamnya. Di dalam daging itu bertebaran bijihbijih hitam. Jenis ini banyak dijumpai di pasar lokal maupun mancanegara, bobot rataratanya 400500 gram.

Buah jenis ini bercitarasa manis bercampur masam segar, mempunyai sisik atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya tergolong rendah dibandingkan buah naga jenis lain, yakni 1013 briks.

Untuk mengembangkan tanaman buah naga ini, sampai sekarang (sudah tujuh tahun) Djoko Raino Sigit yang juga lulusan S2 teknik lingkungan UNS itu mengaku dibantu istrinya, Ny Endang Susilowati, SPd.

Dalam mengembangkan tanaman buah naga ini memang perlu ketekunan dan kesabaran, karena untuk merawat jenis tanaman ini memerlukan perlakuan tersendiri.

Dalam usahanya yang tanpa kenal menyerah dan putus asa dari bibit berbentuk stek satu koper itu dalam jangka waktu tujuh tahun ini telah bisa dikembangkan menjadi kebun buah naga seluas 17 hektare di Desa Purwodadi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan ratusan tanaman buah naga di dekat rumah sebagai kebun percontohan di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah.

Tanaman buah naga yang berada di Desa Purwodadi dan di dekat rumah sekarang ini sudah berbuah, bahkan diperkirakan pertengahan Januari akan terjadi panen raya.

Tiap pohon umur satu tahun minimal bisa menghasilkan buah tiga kilogram, sementara harga dijual di tempat Rp27 ribu/kilogram, dan kalau sudah sampai toko buah atau pasar swalayan antara Rp35 ribu sampai Rp40 ribu/kilogram.

Tanaman buah naga yang dikembangkan ini satu tahun bisa berbuah tiga kali, dan produksinya bisa terus meningkat, asalkan dirawat dengan baik dan tidak tercemar udara dari perusahaan dan lahan seluas satu hektar bisa ditanami 6.000 pohon, katanya.

Buah naga yang sangat cocok ditanam di lahan kering, dan dalam sekali tanam usianya bisa bertahan sampai 20 tahun.

Buah naga selain mempunyai nilai ekonomis tinggi, juga memiliki khasiat bagi kesehatan manusia, di antaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker, pelindung kesehatan mulut, pengurang kolestrol, pencegah pendarahan, dan obat keluhan keputihan.

Pada umumnya, buah naga dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, hal ini karena kandungan airnya yang sangat tinggi (90,2 persen) dari berat buah, serta rasanya cukup manis karena kadar gulanya mencapai 1318 briks.

Petani melirik

Hingga kini sudah cukup banyak petani yang melirik jenis tanaman buah ini, dan bahkan dari kalangan lembaga perguruan tinggi juga sudah banyak yang meminta dikirimi bibitnya untuk bahan penelitian.

“Hampir setiap hari libur ada petani secara rombongan yang datang ke sini dan terakhir Rabu (15/12) yang datang petani dari Banjarnegara satu bus untuk melihat kebun percontohan buah naga ini,” ujar Ny.Endang Susilowati SPd.

Djoko Raino Sigit mengatakan dari permintaan bibit yang telah dikirim itu kepada IPB dan saat ini sedang ditanam untuk dipelajari perlakuan buah naga ini.

Dia mengakui permintaan akan bibit itu cukup banyak, tetapi belum bisa dilayani semuanya, dan beberapa waktu lalu dari Malaysia juga minta satu kontiner untuk dikirim.

“Permintaan bibit satu kontiner dari Malaysia itu saya tolak, karena ini bukan citacita saya, memang saya juga butuh uang, tetapi saya akan lebih bangga kalau bisa menyejahterakan bangsa kita sendiri,” ujarnya.

Pengusaha perkebunan asal Malaysia itu pertengahan Januari 2005, akan datang ke sini untuk melihat kebun buah naga itu. “Silahkan anda datang ke sini melihat kebun buah naga saya, tetapi dengan catatan anda tidak boleh membawa pulang ke negara anda,” ujarnya.

Djoko Raino Sigit yang mempunyai obsesi mengangkat derajat kaum petani itu meminta kepada pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada tanamantanaman yang ada di Indonesia dan agar dicegah apabila dibawa keluar negeri.

Buah naga atau Heloserkus Undatus terbilang buah yang baru dikenal di Indonesia. Buah yang berasal dari Meksiko ini terkenal mujarab menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Dan kini buah naga mulai dikembangkan di tanah air, serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan.

Buah naga atau biasa disebut Dragon Fruit, di Indonesia masih sangat jarang dijumpai. Selain karena masih sedikit yang menanamnya, juga disebabkan tanaman ini masih tergolong jenis tanaman baru.

Kini buah naga mulai digemari, terutama mereka yang mengetahui khasiatnya. Yakni menurunkan kadar gula darah dan mengurangi kolesterol. Buah naga termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dengan karakteristik memiliki duri pada setiap ruas batangnya.

Aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Selatan. Kono disebut buah naga, karena seluruh batangnya yang menjulur panjang seperti layaknya naga. Dalam perkembangannya, tanaman ini kemudian dikembangkan di Israel, Thailand dan Australia.

Di Indonesia sendiri baru masuk sekitar tahun 2000 dan dibudidayakan untuk pertama kalinya oleh Joko Rainu Sigit, seorang warga Delangu, Klaten, Jawa Tengah.

Awalnya tidak mudah bagi Joko. Ia mendatangkan sekitar 250 benih tanaman ini dari Thailand. Selama 2 tahun, bibit-bibit tanaman buah naga yang ia tanam tidak jauh dari rumahnya, tidak kunjung membuahkan hasil.

Tapi setelah mempelajari karakteristik yang melekat pada tanaman ini, akhirnya upaya Joko untuk membudi dayakannya mulai tampak.

Sepintas, tanaman buah naga ini tampak aneh, seperti kaktus tapi bisa dimakan. Dengan rasa yang manis dan segar. Sangat berbeda dengan kebanyakan keluarga tanaman kaktus lainnya yang berduri lebat dan tidak menghasilkan buah.

Keunikan lainnya, tanaman ini tidak memerlukan perawatan khusus sejak di tanam hingga menghasilkan buah. Tanaman buah naga hanya memerlukan media tanah, pasir dan pupuk organik atau pupuk kandang. Dan cocok ditanam di lahan kritis dengan kondisi air yang memilih. Curah hujan yang besar justru tidak menguntungkan bagi tamanan ini, karena bisa mengakibatkan kerusakan dan pembusukan.

Dari 4 jenis buah naga, buah naga daging putih paling banyak digemari dan diminati. Selain bentuk dan ukuran yang lebih besar dari 3 jenis buah naga lainnya, buah naga daging putih juga terasa lebih manis.

Tidak hanya warga dari sekitar Klaten, Yogyakarta dan seluruh warga yang berminat merasakan segarnya buah ini. Tapi juga dari berbagai daerah lain seperti Jakarta, Makassar dan Surabaya.

Berawal dari budidaya, tanaman buah naga milik Joko Rainu Sigit ini kini menjadi ladang bisnisnya. Tidak hanya buahnya, tapi juga permintaan bibitnya melesat pesat. Joko mengaku investasi tanaman buah naga ini sudah mengalami titik impas atau break even point, 2 tahun setelah ditanam tahun 2000 silam.

Hampir setiap hari, proses pembudidayaan buah naga terus dilakukan. Dibantu beberapa orang, Joko Raino Sigit setiap saat melakukan penanaman bibit-bibit baru dengan cara stek batang atau sulurnya.

Setiap bibit yang diambil dari sulur atau batang yang berbuah dipotong-potong dengan panjang minimal 20 atau 30 centimeter. Dan ditanam kedalam kantong tanaman atau poli bag yang telah terisi tanah, pasir, pupuk kandang dan komposisi satu banding satu banding sepertiga.

Setelah tumbuh akar pada bibit ini, maka tamanan buah naga siap dipasarkan dan ditanam di lahan yang cukup besar.

Cukup mengiurkan memang bisnis buah naga ini. Dalam tahun pertama, petani buah naga bisa memanen hasilnya. Rata-rata untuk 5 batang tamanan bisa menghasilkan 20 kilogram buah naga dan setiap kilogramnya dijual seharga 40 ribu rupiah.

Pada umumnya buah naga dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai pelepas dahaga. Hal ini karena kandungan airnya yang sangat tinggi sekitar 90 an persen dari berat buah yang rata-rata mencapai 1/2 sampai 1 kilogram.

Rasanya juga cukup manis dan mengandung khasiat bagi kesehatan manusia. Antara lain untuk penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker, pelindung kesehatan mulut dan gejala keputihan.

Sebagai catatan, saat ini Vietnam dan Thailand merupakan pemasok buah naga terbesar di dunia. Namun permintaan yang bisa dipenuhi baru separuhnya. Sementara di pasar lokal, kendati masih sedikit, buah naga lokal juga sanggup bersaing dengan buah naga impor. Sebuah peluang usaha yang cukup menjanjikan.


Read More …

Lada atau merica adalah salah satu rempah penting yang memiliki berbagai khasiat obat. Lada (Piper nigrum), dikenal bisa mengatasi berbagai penyakit seperti rematik, asma, eksim, sakit kepala, perut kembung, batuk rejan, panas dalam, dan lain-lain.

Lada tergolong tumbuhan memanjat. Daunnya berbentuk bulat telur, tunggal, bertangkai, letak berseling atau tersebar. Lada berbunga majemuk, berbentuk bulir, dan menggantung dengan panjang bulir 3,5 sampai 22 cm, terdapat pada ujung atau berhadapan dengan daun. Hasil olahan buah lada dibedakan menjadi dua jenis yaitu lada putih dan lada hitam. Bagian yang dipakai sebagai obat adalah buah.

Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat, kandungan kimia yang dikandung lada adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline, piperoleine, poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran piocarrol, dan minyak lada. Sifat kimiawi lada adalah pedas, berbau khas, aromatik, dan memiliki efek farmakologis sebagai peluruh haid.

Untuk mengatasi rematik, lada, cengkeh, dan daun muda belimbing wuluh dihaluskan lalu tambahkan cuka beras putih secukupnya. Kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Mengatasi rematik, asam urat, pegal linu, keropos tulang, sebanyak 5 gram lada, 5 gram biji pala, 1 jari kayu manis, 5 butir kapulaga, 5 butir cengkeh, 10 gram jahe, 10 gram jahe merah, 200 gram ubi jalar merah, dan gula merah secukupnya direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 500 cc. Lalu diminum airnya dan dimakan ubi jalar merahnya.

Sebagai obat asma, 10 butir lada, 8 lembar daun sirih dihaluskan lalu ditambahkan 1 sendok teh minyak kayu putih. Ramuan diaduk lalu dioleskan pada tengkuk dan dada. Obat eksim, 10 butir lada dan 20 gram daun sangketan (Heliotropium indicum) dihaluskan lalu tambahkan 1 sendok teh air perasan jeruk nipis dan kapur sirih secukupnya. Ramuan diaduk dan digosokkan pada bagian yang sakit.

Mengatasi sakit kepala, 1 sendok teh lada, 15 gram daun gandarusa, dan 15 gram jahe dihaluskan lalu tambahkan 1 sendok makan minyak kayu putih. Gosokkan pada leher dan punggung. Lakukan satu kali sehari. Ramuan lainnya, 5 gram lada, 5 butir cengkeh, 5 gram biji pala, dan 1 jari kayu manis dikeringkan dan ditumbuk hingga menjadi bubuk. Lalu diseduh dengan air panas, dan selagi hangat diminum untuk obat sakit kepala.

Obat perut kembung, 5 gram lada, 5 butir cengkeh, 5 butir kapulaga, 1 jari kayu manis, 5 gram biji pala, 30 gram kismis, 200 gram ubi jalar merah, 10 gram jahe, direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 500 cc. Airnya diminum dan ubi jalar dimakan.

Mengatasi batuk rejan, 5 butir lada putih, 1 buah lobak, dan dua sendok makan madu ditim, lalu dimakan. Obat panas dalam, 5 gram lada dan 1 buah pir direbus dengan air secukupnya, disaring dan ditambahkan madu secukupnya lalu diminum airnya. n mag ( )



Read More …

* Penurun panas, batuk, dan pilek

Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk, lalu kukus. Setelah dingin, berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali. Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila usia anak di bawah 8 bulan, cukup dengan pemberian ASI atau ibunya yang minum ramuan tersebut.

Pada anak yang agak besar, gunakan ramuan minum berupa air kunyit dan madu. Setengah sampai satu ruas jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dikerik
kulitnya, diparut, lalu diberi air matang 1/2 cangkir, peras, kemudian diendapkan. Campur bagian air kunyit yang tanpa endapan dengan kocokan 1 butir kuning telur dan 1 sendok makan madu, kemudian disuapkan pada anak.
Ramuan ini bisa untuk penurun panas seperti pada sakit cacar air, flu, atau apa saja.

* Perut kembung

Parut bawang merah dan tambahkan minyak telon. Kemudian tapelkan bawang yang sudah diparut tersebut di bagian pusar. Bisa juga, gunakan daun jarak pagar
yang dihangatkan. Olesi dengan minyak kelapa, pilin-pilin, lalu tempelkan pada pusar si kecil.

* Diare

Sediakan 1/2 jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dipotong-potong, 7 pucuk daun jambu biji, air 2 gelas, dan garam 1/4 sendok teh, rebus dengan api kecil. Minum airnya, 1 sendok teh satu jam sekali. Untuk mengusir gas, maka pusarnya ditapeli dengan parutan bawang merah yang sudah diberi minyak telon. Untuk anak yang sudah agak besar, boleh juga dengan mengunyah halus pucuk daun jambu klutuk yang sudah bersih ditambah garam lalu ditelan.

* Muntah-muntah

Muntah bisa disebabkan perut mual atau kembung. Sediakan 1/2 sendok teh ketumbar, 3 butir kapulaga, 5 butir adas hitam, dan air setengah gelas. Kemudian direbus. Setelah dingin, berikan ke anak sedikit-sedikit, sesering
mungkin atau 2 jam sekali.

Boleh juga dibuatkan air beras kencur. Caranya, cuci 1 sendok makan beras dan direndam sebentar. Sangrai beras tersebut sampai berwarna kecokelatan, lalu ditumbuk halus bersama dengan 1 ruas jari kencur, 1 ruas jari kunyit,
dan 1/4 sendok teh adas manis. Setelah itu diseduh dengan air panas, tambahkan gula merah, sedikit garam, dan asam jawa. Saring, lalu diminumkan pada anak agar tubuhnya hangat.

* Batuk

Sediakan air jeruk nipis 1 sendok makan ditambah madu 2 sendok makan dan air matang 2 sendok makan. Masukkan dalam cangkir dan kukus. Setelah agak dingin, minumkan pada anak sebanyak 1-2 sendok teh. Berikan sehari 5 kali.

* Batuk seratus hari

Sediakan umbi bidara upas sebesar 1/2 jempol yang sudah bersih, parut dan seduh dengan air panas, lalu aduk-aduk dan dinginkan. Saring dan tambahkan sedikit madu. Minum sampai habis. Buatlah ramuan ini 3 kali sehari. Bisa juga gunakan ramuan lidah buaya. Lidah buaya dikupas kulitnya dan ambil bagian dagingnya sebanyak dua jari, kemudian dicacah. Tambahkan air hangat dan madu, lalu diminumkan pada anak 1-2 kali sehari.

* Batuk karena angin atau dahak susah keluar

Sediakan 1 butir bawang merah diparut, 1 ruas jari jahe diparut dan diperas airnya, 7 butir adas manis, 1 ruas jari kunyit diparut dan diperas airnya, 1 sendok makan air jeruk nipis, dan 1/2 gelas air. Masukkan semua bahan di cangkir, kemudian kukus dan setelah itu saring. Minum 3 kali sehari
masing-masing 2 sendok teh.

* Batuk berlendir

Campurkan air jahe 1 sendok makan, air kunyit 1 sendok makan, bawang putih 1 siung diparut, air jeruk nipis 1 sendok makan, madu 1 sendok makan, dan 3 sendok makan air matang, kemudian dikukus. Diminumkan 3-4 kali sehari 2 sendok teh.

* Pilek

Siapkan bawang merah yang diparut, lalu tapelkan pada tulang leher ketujuh (bagian tengkuk) dan ubun-ubun anak setelah sebelumnya diolesi minyak kayu putih. Beri juga minuman yang hangat-hangat, seperti minuman beras kencur. Selain itu, jemur anak di bawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 atau di bawah jam 9 pagi. Panaskan bagian dada seperempat jam dan kemudian punggung seperempat jam. Ini bisa dilakukan sambil jalan-jalan pagi.

* Mata bintitan

Ambil getah dari batang tanaman patikan kebo atau getah dari batang pohon meniran. Tempelkan sedikit pada kapas, lalu oleskan pada bagian bintitnya, sedikit saja, jangan sampai terkena mata.

* Mata merah

Taruh 3 lembar daun sirih yang sudah dicuci bersih pada wadah mangkok. Seduh dengan air panas. Setelah airnya dingin, minta anak untuk mengedip-ngedipkan matanya dalam air tersebut.

* Sariawan

Ambil sebuah tomat matang, seduh dengan air panas dan kupas kulitnya. Haluskan tomat tersebut dengan menggunakan sendok, saring dan tambahkan sedikit gula. Beri anak minumam sari tomat tersebut.

* Tak nafsu makan

Menurut Endah, hilangnya nafu makan dapat disebabkan cacingan atau hal lain seperti masuk angin. Cara mengatasinya, bersihkan 1 lembar daun jarak pagar,
setelah itu hangatkan sebentar di atas tutup panci. Beri olesan minyak kelapa pada daun tersebut dan dipilin, kemudian tempelkan daun tersebut di atas pusar anak, yang sebelumnya sudah diolesi dengan minyak telon.

Bila usia anak sudah lebih dari setahun, coba berikan ramuan 1 telapak tangan daun pepaya, 1 ruas jari temu hitam/temu ireng, seruas jari tempe bosok (tempe kemarin), dan sedikit garam. Semua bahan ditumbuk halus, lalu peras pakai kain dan masukkan ke mulut anak. “Khasiat temu hitam untuk mengeluarkan cacing, sedangkan daun pepaya untuk menambah nafsu makannya, dan tempe bosok untuk stamina atau kekuatan tubuhnya.

Untuk menambah nafsu makan anak bisa juga dengan ramuan: 1 ruas jari temulawak, gula merah, air secukupnya, dan sedikit garam, kemudian rebus dan saring. Minumkan pada anak 1-2 sendok makan sehari

* Mimisan

Selembar daun sirih yang sudah dicuci bersih dipilin dan disumpalkan ke hidung anak. Untuk pengobatan dari dalam tubuh lakukan dengan ramuan: 1/2 jempol umbi bidara upas yang sudah bersih diparut dan diseduh dengan 1
cangkir air panas, kemudian disaring, dan setelah dingin diminumkan ke anak ditambah sedikit madu.

* Benjol karena benturan

Rendam 1 sendok makan beras. Tumbuk bersama kencur dan beri sedikit garam. Setelah halus, tempelkan ke bagian yang benjol.

Bisa juga diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi madu, setelah itu dioleskan ke bagian yang benjol.

* Keringat buntet

Sesering mungkin dibedaki tepung kanji.

* Congekan

Cuci bersih 3 lembar daun miana atau 7 lembar daun sambiloto segar atau lengkuas merah muda, lalu tumbuk halus. Peras pakai kain bersih dan teteskan air perasannya ke telinga. Lakukan dua kali sehari, masing-masing 3 tetes.

* Panu

Dua jari langkuas merah diparut dan diberi sedikit cuka, oles-oleskan pagi dan sore atau malam hari pada bagian tubuh yang berpanu tersebut.

* Koreng atau borok kepala

Batang brotowali dipotong-potong sebanyak 5 jari. Rebus dengan sedikit air, oleskan pada bagian kepala.

Bisa juga diberi ramuan: daun brotowali, parutan kunyit dan sedikit garam ditumbuk halus. Oleskan ke kepala. Boleh juga hanya dengan kunyit saja.

* Sakit gigi

Bawang putih diparut, ditambah sedikit garam, kemudian sumpal ke gigi yang sakit karena berlubang.

* Digigit nyamuk

Hilangkan bekas gigitannya dengan tanaman sambiloto yang diremas-remas dan dioleskan ke bagian bekas gigitan tersebut. Kalau tak ada sambiloto bisa digunakan minyak sereh.

* Asma

Sepuluh siung bawang putih diparut, ditambah madu 1 gelas, kemudian dikukus. Berikan pada anak sebanyak 1 sendok teh, dua kali sehari. Bisa juga, 10 siung bawang putih diparut, 1 ons gula batu, direbus bersama 1 gelas air.

* Luka-luka berdarah

Cuci bersih daun jambu biji atau daun bandotan, kemudian remas-remas. Tapelkan pada luka tersebut. Darah akan berhenti segera.

* Keracunan

Minum air kelapa hijau muda 3 kali sehari 1/4 gelas.

* Biduran atau kaligata

Balurkan tubuh dengan minyak telon, minyak kayu putih atau minyak tawon. Untuk ramuan minum: 1 jari temulawak dipotong-potong, beri sedikit gula merah, dan garam direbus dengan 1 gelas air. Saring dan bila sudah dingin diminumkan 3 kali sehari 1/4 gelas.

http://lenteraara.wordpress.com/2007/06/15/aneka-obat-obatan-tradisional/

Read More …

Bawang merupakan istilah umum bagi sekelompok tumbuhan penting bagi manusia yang termasuk dalam genus Allium. Umbi, daun, atau bunga bawang dimanfaatkan sebagai sayuran atau sebagai rempah-rempah, tergantung bagaimana kita memandangnya.

Bawang merah

Bawang merah atau Brambang (Allium ascalonicum L.) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.

Deskripsi

Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.

Manfaat

Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia berupa soto dan sup menggunakan bawang goreng sebagai penyedap sewaktu dihidangkan. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.

Bawang Putih

Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.

Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.

Manfaat

Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain.

Bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia.

Bawang Bombay

Bawang bombay adalah sejenis bawang yang biasa digunakan dalam memasak makanan di Indonesia, tidak hanya digunakan sebagai hiasan tapi juga bagian dari masakan karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya.

Disebut bawang bombay karena dibawa oleh pedagang-pedagang yang berasal dari kota Bombay (Mumbai sekarang) di India ke Indonesia.

Read More …

Pepaya (Carica papaya L.), atau betik (bahasa Melayu) adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang".

Kegunaan

Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran (dioseng-oseng). Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran cocktail. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya juga berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan.

Pemerian

Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.

Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.

Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah.

Kelamin jantan pepaya ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan panjangnya tidak mengalami rekombinasi. [1] Suatu penanda genetik RAPD juga telah ditemukan untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan atau banci.

Kultivar pepaya

Kultivar pepaya bermacam-macam karena berbeda-beda pemanfaatan dan selera konsumen.

Pepaya bangkok
Pepaya bangkok diintroduksi dari Thailand. Permukaan buahnya tidak rata dan kulit luarnya relatif tipis, sehingga sulit dikupas. Kelebihannya, dagingnya manis dan berair. Buahnya berukuran besar.

Pepaya Solo F1
Ini adalah pepaya kultivar hibrida unggul dari Hawaii. Buahnya kecil-kecil dan disukai oleh konsumen barat.

Karika atau carica
Di daerah Dieng diproduksi pepaya kalengan dari jenis yang dijuluki carica. Pepaya ini menyukai daerah dingin untuk produksi buah secara optimal.

Selain itu terdapat pula pepaya hias yang warna daun atau tangkai daunnya ungu. Pepaya ini ditanam lebih untuk penampilannya dalam memperindah taman.
Read More …